Perilaku Sang Pecinta
Bukan kebetulan cinta menghinggapi manusia. Tuhanlah yang menciptakannya.
Perintah pertama dan utama-Nya adalah agar manusia mencintai-Nya dengan segenap
‘Kidung Agung’ adalah kitab yang paling gamblang mengekspresikan cinta,
karena memang ditulis sebagai syair-syair cinta oleh Raja Salomo (Sulaiman). Kitab ini
adalah salah satu tulisan suci yang dibacakan pada hari raya Paskah umat Yahudi.
Para penafsir sepakat bahwa kitab ini memberikan model seksualitas yang sehat
sebagaimana rancangan Tuhan, yaitu hubungan antara laki-laki dan perempuan (bukan
antara sesama jenis), dan dinikmati dalam ikatan pernikahan yang kudus.
Meski kitab ini secara unik mengangkat hubungan kasih dalam pernikahan, ada
banyak hal yang dapat direnungkan dalam konteks hubungan kita dengan Tuhan.
Betapa kita terpesona melihat cinta yang berkobar hebat di antara kedua
mempelai. Sosok dan keindahan dari yang terkasih membayang ke mana pun pergi.
Waktu-waktu bersama begitu menggairahkan, begitu dinanti. Pernahkah cinta kita
kepada Tuhan berkobar sedemikian hebat?
Pikirkan saja waktu-waktu teduh kita (ketika kita membaca dan merenungkan
firman Tuhan). Apakah dilalui dengan gairah dan kerinduan untuk bertemu Tuhan?
Ataukah itu rutinitas yang ingin kita lewati dengan cepat saja?
Apakah keindahan pribadi dan karya Tuhan adalah hal-hal yang senang kita
renungkan ketika menjalani hari-hari kita, ataukah kita terlalu sibuk sehingga tak
Diiringi syukur atas cinta yang Tuhan karuniakan dalam relasi kita dengan orang-
orang terkasih, mari memeriksa temperatur cinta kita kepada Tuhan.